Liburan kedua saya setelah saya memutuskan untuk merantau di bumi Kota Resik Tasikmalaya adalah ke Pasir Krisik Ciawi. Malam sebelum kami berangkat sebenarnya kami telah merencanakan berlibur ke pantai Pangandaran. Namun karena keterbatasan waktu dan dirasa jaraknya terlalu jauh maka kami memutuskan hanya jalan-jalan ke Pasir Krisik. Pasir Krisik berlokasi di Kawasan Guranteng, Kecamatan Pager Ageung, Ciawi.
Pagi itu pukul 08.30 pagi kami sudah berkumpul untuk mempersiapkan perjalanan. Kami berangkat dari kos kurang lebih pukul 10.00 WIB dengan mengendarai tiga motor dan enam penumpang. Yap, jumlahnya lebih sedikit dari pengalaman sebelumnya dan sedikit lebih
safety. Setelah mengisi bahan bakar, kami siap untuk menghabiskan
memory space handphone kami dengan selfie dan foto-foto narsis tentunya.
Jarak yang ditempuh untuk sampai ke Pasir Krisik dari Kota Tasikmalaya kurang lebih 35 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 10 menit (menurut G-maps).
Yaps, untung saja memang jalan yang kami lalui tidak seburuk ketika kami jalan-jalan ke Bukit Kacapi. Jalannya lumayan bagus walaupun akses ketika sudah memasuki pedesaan cukup rusak dan medannya lumayan terjal.
Panas terik matahari tidak menyurutkan semangat kami hari itu. Meskipun lokasi wisata ini di atas bukit tapi ketinggiannya tidak memasuki kualifikasi wilayah yang dingin. Justru sebaliknya, sangat panas.
Sesampainya disana kami langsung menuju gerbang masuk kawasan wisata. Harga tiket wisata ini standar, hanya Rp 10000 per orang dan gratis softdrink. Setelah memarkirkan motor, kami langsung berburu tempat selfie yang sudah dilewati. Fasilitas di Pasir Krisik lumayan lengkap dan sepertinya masih dalam proses pembangunan, di sana sudah tersedia kantin, tempat duduk, kamar ganti, kamar mandi dan lain-lain.
Menurut kami tempat ini cukup menarik bagi kalangan pecinta selfie seperti kami ini. Ada selfie booth berbentuk telepon umum dan warnanya merah, kesukaan saya banget.
Selfie spot yang lain juga banyak seperti bunga yang disusun seperti bentuk hati, area rumput hijau, dan taman bunga.
Namun sayangnya karena kami sampai di lokasi terlalu siang jadi kami tidak banyak memotret karena cahayanya terlalu menyilaukan mata kami. Saran
sih, jika mau berkunjung ke Pasir Krisik seharusnya berangkat lebih pagi lagi. Disini juga tersedia kolam renang, namun kami mengurunkan niat kami untuk
ngojay karena tempatnya bagi saya terlalu terbuka dan memang cuaca hari itu sangat panas tentunya akan membuat kulit kami terbakar.
Berbicara soal wisata
gak boleh terlewat dari namanya makanan.
Sayangnya.... kami satupun tak menemukan yang menarik bagi kami. Ada satu kefetaria di sana tapi nafsu makan kami mendadak hilang karena kurangnya kebersihan dalam pengelolaan kantin. Bayangkan saja, kami mau membeli makan tapi banyak lalat beterbangan. Sekedar masukan saja, harusnya untuk ke depannya kafetarianya bisa dikelola lebih baik lagi.
Dan yang terakhir, ini budget kita untuk menikmati wisata Pasir Krisik :
Kendaraan Rp 15000 untuk bensin
Tiket Rp 10000 untuk hari weekend, dan Rp 7500 untuk weekday (free softdrink)
Parkir Rp 2000